WANG-SINAWANG

Sebagai makhluk sosial kita tidak lepas dari pergaulan dengan manusia yang lain. Secara bertahap kita tumbuh secara dewasa. Baik dewasa secara fisik maupun non fisik. Semakin dewasa diri kita maka semakin besar tanggung jawab kita. Baik kepada Sang khaliq maupun kepada orang lain bahkan diri kita sendiri. Sepakat… kita di dunia ini harus menjadi orang yang bertanggung jawab. Berarti apa yang harus kita lakukan? Sederhana saja… Kita harus fokus terhadap tanggung jawab. Apaan sich ngomongnya pake muter-muter?..
Begini sobat.. Sebagai orang dewasa kita semua pasti berkerja. Dari pekerjaan itulah kita mendapatka uang. Uang itu digunakan untuk membeli kebutuhan dan keinginan kita. Banyak orang tua kita berharap semoga anaknya sukses di perantauan sehingga kalau pulang kampung bisa kelihatan wah gitu loh… Wah bisa bagi-bagi duit, wah bisa naik mobil, wah ini.. wah itu… pokoknya wah…. Perilaku seperti itu terkadang malah melupakan sebuah tanggung jawab yang merupakan esensi dari pekerjaan dia. Pekerjaan itu ada karena ada visi dan misi. Visi dan misi sangat beraneka ragam sesuai bagaimana seseorang mencanangkannya. Ada yang secara ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Terpenting adalah bahwa visi dan misi yang di canangkan adalah untuk memberikan manfaat. Kalau dalam Islam adalah ibadah. Nah..itu dia maksud saya.  Sehingga ada pertanyaan bahwa kita hidup mau fokus dimana?  Bekerja sebagai ibadah atau bekerja untuk mencari kekayaan?
Kembali kepada tema yaitu wang-sinawang. Itu adalah bahasa jawa yang artinya saling melihat. Kita terkadang melihat orang lain enak.  Mungkin gajinya besar, hidupnya berkecukupan, segala kebutuhan terpenuhi dan sebagainya. Sebaliknya  melihat diri kita sendiri  menjadi orang yang kurang beruntung.  Mungkin gajinya kecil, banyak hutang, hidup selalu dalam kekurangan dan lain-lain. Stop untuk wang-sinawang seperti itu. Coba kita nyawang (melihat) ke bawah kita. Masih banyak orang yang jauh lebih kurang beruntung dibanding kita. Masih banyak orang yang miskin, menderita, tak ada pekerjaan, makan sehari cuma 1 kali, sakit-sakitan, cacat, buta, dan penderitaan lain. Kita wajib bersyukur. Alhamdulillah. Maka dari itu terjawab sudah pertanyaan di atas, bahwa kita harus fokus pada pekerjaan (tanggung jawab) yang hari ini kita miliki. Bukan fokus pada kekayaan. Karena kekayaan yang kita miliki pada dasarnya adalah hasil dari pekerjaan yang kita lakukan. Terlebih kalau pekerjaan itu kita niatkan untuk beribadah kepada Sang Khalik. Betul tidak Sob? Bukannya kita tahu bahwa jin dan manusia itu diciptakan hanya untuk beribadah.
Baik sobat, semoga sekelumit coretan ini bermanfaat untuk dijadikan bacaan disela waktu Anda. Selamat bekerja..

Ditulis oleh : Hendi Prakoso
Dari Lereng Gunung Sindoro



0 komentar "WANG-SINAWANG", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar